Senin, 15 Oktober 2012

Piramida, Peninggalan Purba Maha Modern



PIRAMIDA LENGKAP

Piramida raksasa Mesir merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia saat ini, sejak dulu dipandang sebagai bangunan yang misterius dan megah oleh orang-orang. Namun, meskipun telah berlalu berapa tahun lamanya, setelah sarjana dan ahli menggunakan sejumlah besar alat peneliti yang akurat dan canggih, masih belum diketahui, siapakah sebenarnya yang telah membuat bangunan raksasa yang tinggi dan megah itu? Dan berasal dari kecerdasan manusia manakah prestasi yang tidak dapat dibayangkan di atas bangunan itu? Serta apa tujuannya membuat bangunan tersebut? Dan pada waktu itu ia memiliki kegunaan yang bagaimana atau apa artinya? Teka-teki yang terus berputar di dalam benak semua orang selama ribuan tahun, dari awal hingga akhir merupakan misteri yang tidak dapat dijelaskan. Meskipun sejarawan mengatakan ia didirikan pada tahun 2000 lebih SM, namun pendapat yang demikian malah tidak bisa menjelaskan kebimbangan yang diinisiasikan oleh sejumlah besar penemuan hasil penelitian.

Sejarah Mitos dan Temuan Arkeologi
Sejak abad ke-6 SM, Mesir merupakan tempat pelarian kerajaan Poshi, yang kehilangan kedudukannya setelah berdiri lebih dari 2.000 tahun, menerima kekuasaan yang berasal dari luar yaitu kerajaan Yunani, Roma, kerajaan Islam serta kekuasaan bangsa lain. Semasa itu sejumlah besar karya terkenal zaman Firaun dihancurkan, aksara dan kepercayaan agama bangsa Mesir sendiri secara berangsur-angsur digantikan oleh budaya lain, sehingga kebudayaan Mesir kuno menjadi surut dan hancur, generasi belakangan juga kehilangan sejumlah besar peninggalan yang dapat menguraikan petunjuk yang ditinggalkan oleh para pendahulu.
Tahun 450 SM, setelah seorang sejarawan Yunani berkeliling dan tiba di Mesir, membubuhkan tulisan: Cheops, (aksara Yunani Khufu), konon katanya, hancur setelah 50 tahun. Dalam batas tertentu sejarawan Yunani tersebut menggunakan kalimat "konon katanya", maksudnya bahwa kebenarannya perlu dibuktikan lagi. Namun, sejak itu pendapat sejarawan Yunani tersebut malah menjadi kutipan generasi belakangan sebagai bukti penting bahwa piramida didirikan pada dinasti kerajaan ke-4.
Selama ini, para sejarawan menganggap bahwa piramida adalah makam raja. Dengan demikian, begitu membicarakan piramida, yang terbayang dalam benak secara tanpa disadari adalah perhiasan dan barang-barang yang gemerlap. Dan, pada tahun 820 M, ketika gubernur jenderal Islam Kairo yaitu Khalifah Al-Ma'mun memimpin pasukan, pertama kali menggali jalan rahasia dan masuk ke piramida, dan ketika dengan tidak sabar masuk ke ruangan, pemandangan yang terlihat malah membuatnya sangat kecewa. Bukan saja tidak ada satu pun benda yang biasanya dikubur bersama mayat, seperti mutiara, maupun ukiran, bahkan sekeping serpihan pecah belah pun tidak ada, yang ada hanya sebuah peti batu kosong yang tidak ada penutupnya. Sedangkan tembok pun hanya bidang yang bersih kosong, juga tak ada sedikit pun ukiran tulisan.
Kesimpulan para sejarawan terhadap prestasi pertama kali memasuki piramida ini adalah "mengalami perampokan benda-benda dalam makam". Namun, hasil penyelidikan nyata menunjukkan, kemungkinan pencuri makam masuk ke piramida melalui jalan lainnya adalah sangat kecil sekali. Di bawah kondisi biasa, pencuri makam juga tidak mungkin dapat mencuri tanpa meninggalkan jejak sedikit pun, dan lebih tidak mungkin lagi menghapus seluruh prasasti Firaun yang dilukiskan di atas tembok. Dibanding dengan makam-makam lain yang umumnya dipenuhi perhiasan-perhiasan dan harta karun yang berlimpah ruah, piramida raksasa yang dibangun untuk memperingati keagungan raja Firaun menjadi sangat berbeda.
Selain itu, dalam catatan "Inventory Stela" yang disimpan di dalam museum Kairo, pernah disinggung bahwa piramida telah ada sejak awal sebelum Khufu meneruskan takhta kerajaan. Namun, oleh karena catatan pada batu prasasti tersebut secara keras menantang pandangan tradisional, terdapat masalah antara hasil penelitian para ahli dan cara penulisan pada buku, selanjutnya secara keras mengecam nilai penelitiannya. Sebenarnya dalam keterbatasan catatan sejarah yang bisa diperoleh, jika karena pandangan tertentu lalu mengesampingkan sebagian bukti sejarah, tanpa disadari telah menghambat kita secara obyektif dalam memandang kedudukan sejarah yang sebenarnya.
Teknik Bangunan yang Luar Biasa
Di Mesir, terdapat begitu banyak piramida berbagai macam ukuran, standarnya bukan saja jauh lebih kecil, strukturnya pun kasar. Di antaranya piramida yang didirikan pada masa kerajaan ke-5 dan 6, banyak yang sudah rusak dan hancur, menjadi timbunan puing, seperti misalnya piramida Raja Menkaure seperti pada gambar. Kemudian, piramida besar yang dibangun pada masa yang lebih awal, dalam sebuah gempa bumi dahsyat pada abad ke-13, di mana sebagian batu ditembok sebelah luar telah hancur, namun karena bagian dalam ditunjang oleh tembok penyangga, sehingga seluruh strukturnya tetap sangat kuat. Karenanya, ketika membangun piramida raksasa, bukan hanya secara sederhana menyusun 3 juta batu menjadi bentuk kerucut, jika terdapat kekurangan pada rancangan konstruksi yang khusus ini, sebagian saja yang rusak, maka bisa mengakibatkan seluruhnya ambruk karena beratnya beban yang ditopang.
Lagi pula, bagaimanakah proyek bangunan piramida raksasa itu dikerjakan, tetap merupakan topik yang membuat pusing para sarjana. Selain mempertimbangkan sejumlah besar batu dan tenaga yang diperlukan, faktor terpenting adalah titik puncak piramida harus berada di bidang dasar tepat di titik tengah 4 sudut atas. Karena jika ke-4 sudutnya miring dan sedikit menyimpang, maka ketika menutup titik puncak tidak mungkin menyatu di satu titik, berarti proyek bangunan ini dinyatakan gagal. Karenanya, merupakan suatu poin yang amat penting, bagaimanakah meletakkan sejumlah 2,3 juta -2,6 juta buah batu besar yang setiap batunya berbobot 2,5 ton dari permukaan tanah hingga setinggi lebih dari seratus meter di angkasa dan dipasang dari awal sampai akhir pada posisi yang tepat.
Seperti yang dikatakan oleh pengarang Graham Hancock dalam karangannya "Sidik Jari Tuhan": Di tempat yang terhuyung-huyung ini, di satu sisi harus menjaga keseimbangan tubuh, dan sisi lainnya harus memindahkan satu demi satu batu yang paling tidak beratnya 2 kali lipat mobil kecil ke atas, diangkut ke tempat yang tepat, dan mengarah tepat pada tempatnya, entah apa yang ada dalam pikiran pekerja-pekerja pengangkut batu tersebut. Meskipun ilmu pengetahuan modern telah memperkirakan berbagai macam cara dan tenaga yang memungkinkan untuk membangun, namun jika dipertimbangkan lagi kondisi riilnya, akan kita temukan bahwa orang-orang tersebut tentunya memiliki kemampuan atau kekuatan fisik yang melebihi manusia biasa, baru bisa menyelesaikan proyek raksasa tersebut serta memastikan keakuratan maupun ketepatan presisinya.
Terhadap hal ini, Jean Francois Champollion yang mendapat sebutan sebagai "Bapak Pengetahuan Mesir Kuno Modern" memperkirakan bahwa orang yang mendirikan piramida berbeda dengan manusia sekarang, paling tidak dalam "pemikiran mereka mempunyai tinggi tubuh 100 kaki yang tingginya sama seperti manusia raksasa". Ia berpendapat, dilihat dari sisi pembuatan piramida, itu adalah hasil karya manusia raksasa.
Senada dengan itu, Master Li Hongzhi dalam ceramahnya pada keliling Amerika Utara tahun 2002 juga pernah menyinggung kemungkinan itu. "Manusia tidak dapat memahami bagaimana piramida dibuat. Batu yang begitu besar bagaimana manusia mengangkutnya? Beberapa orang manusia raksasa yang tingginya lima meter mengangkut sesuatu, itu dengan manusia sekarang memindahkan sebuah batu besar adalah sama. Untuk membangun piramida itu, manusia setinggi lima meter sama seperti kita sekarang membangun sebuah gedung besar."
Pemikiran demikian mau tidak mau membuat kita membayangkan, bahwa piramida raksasa dan sejumlah besar bangunan batu raksasa kuno yang ditemukan di berbagai penjuru dunia telah mendatangkan keraguan yang sama kepada semua orang: tinggi besar dan megah, terbentuk dengan menggunakan susunan batu yang sangat besar, bahkan penyusunannya sangat sempurna. Seperti misalnya, di pinggiran kota utara Mexico ada Kastil Sacsahuaman yang disusun dengan batu raksasa yang beratnya melebihi 100 ton lebih, di antaranya ada sebuah batu raksasa yang tingginya mencapai 28 kaki, diperkirakan beratnya mencapai 360 ton (setara dengan 500 buah mobil keluarga). Dan di dataran barat daya Inggris terdapat formasi batu raksasa, dikelilingi puluhan batu raksasa dan membentuk sebuah bundaran besar, di antara beberapa batu tingginya mencapai 6 meter. Sebenarnya, sekelompok manusia yang bagaimanakah mereka itu? Mengapa selalu menggunakan batu raksasa, dan tidak menggunakan batu yang ukurannya dalam jangkauan kemampuan kita untuk membangun?
Sphinx, singa bermuka manusia yang juga merupakan obyek penting dalam penelitian ilmuwan, tingginya 20 meter, panjang keseluruhan 73 meter, dianggap didirikan oleh kerjaan Firaun ke-4 yaitu Khafre. Namun, melalui bekas yang dimakan karat (erosi) pada permukaan badan Sphinx, ilmuwan memperkirakan bahwa masa pembuatannya mungkin lebih awal, paling tidak 10 ribu tahun silam sebelum Masehi.
Seorang sarjana John Washeth juga berpendapat: Bahwa Piramida raksasa dan tetangga dekatnya yaitu Sphinx dengan bangunan masa kerajaan ke-4 lainnya sama sekali berbeda, ia dibangun pada masa yang lebih purbakala dibanding masa kerajaan ke-4. Dalam bukunya "Ular Angkasa", John Washeth mengemukakan: perkembangan budaya Mesir mungkin bukan berasal dari daerah aliran sungai Nil, melainkan berasal dari budaya yang lebih awal dan hebat yang lebih kuno ribuan tahun dibanding Mesir kuno, warisan budaya yang diwariskan yang tidak diketahui oleh kita. Ini, selain alasan secara teknologi bangunan yang diuraikan sebelumnya, dan yang ditemukan di atas yaitu patung Sphinx sangat parah dimakan karat juga telah membuktikan hal ini.
Ahli ilmu pasti Swalle Rubich dalam "Ilmu Pengetahuan Kudus" menunjukkan: pada tahun 11.000 SM, Mesir pasti telah mempunyai sebuah budaya yang hebat. Pada saat itu Sphinx telah ada, sebab bagian badan singa bermuka manusia itu, selain kepala, jelas sekali ada bekas erosi. Perkiraannya adalah pada sebuah banjir dahsyat tahun 11.000 SM dan hujan lebat yang silih berganti lalu mengakibatkan bekas erosi.
Perkiraan erosi lainnya pada Sphinx adalah air hujan dan angin. Washeth mengesampingkan dari kemungkinan air hujan, sebab selama 9.000 tahun di masa lalu dataran tinggi Jazirah, air hujan selalu tidak mencukupi, dan harus melacak kembali hingga tahun 10000 SM baru ada cuaca buruk yang demikian. Washeth juga mengesampingkan kemungkinan tererosi oleh angin, karena bangunan batu kapur lainnya pada masa kerajaan ke-4 malah tidak mengalami erosi yang sama. Tulisan berbentuk gajah dan prasasti yang ditinggalkan masa kerajaan kuno tidak ada sepotong batu pun yang mengalami erosi yang parah seperti yang terjadi pada Sphinx.
Profesor Universitas Boston, dan ahli dari segi batuan erosi Robert S. juga setuju dengan pandangan Washeth sekaligus menujukkan: Bahwa erosi yang dialami Sphinx, ada beberapa bagian yang kedalamannya mencapai 2 meter lebih, sehingga berliku-liku jika dipandang dari sudut luar, bagaikan gelombang, jelas sekali merupakan bekas setelah mengalami tiupan dan terpaan angin yang hebat selama ribuan tahun.
Washeth dan Robert S. juga menunjukkan: Teknologi bangsa Mesir kuno tidak mungkin dapat mengukir skala yang sedemikian besar di atas sebuah batu raksasa, produk seni yang tekniknya rumit.
Jika diamati secara keseluruhan, kita bisa menyimpulkan secara logis, bahwa pada masa purbakala, di atas tanah Mesir, pernah ada sebuah budaya yang sangat maju, namun karena adanya pergeseran lempengan bumi, daratan batu tenggelam di lautan, dan budaya yang sangat purba pada waktu itu akhirnya disingkirkan, meninggalkan piramida dan Sphinx dengan menggunakan teknologi bangunan yang sempurna.
Dalam jangka waktu yang panjang di dasar lautan, piramida raksasa dan Sphinx mengalami rendaman air dan pengikisan dalam waktu yang panjang, adalah penyebab langsung yang mengakibatkan erosi yang parah terhadap Sphinx. Karena bahan bangunan piramida raksasa Jazirah adalah hasil teknologi manusia yang tidak diketahui orang sekarang, kemampuan erosi tahan airnya jauh melampaui batu alam, sedangkan Sphinx terukir dengan keseluruhan batu alam, mungkin ini penyebab yang nyata piramida raksasa dikikis oleh air laut yang tidak tampak dari permukaan.
Keterangan gambar: Sphinx yang bertetangga dekat dengan piramida raksasa kelihatannya sangat kuno. Para ilmuwan memastikan bahwa dari badannya, saluran dan irigasi yang seperti dikikis air, ia pernah mengalami sebagian cuaca yang lembab, karenanya memperkirakan bahwa ia sangat berkemungkinan telah ada sebelum 10 ribu tahun silam. (Lisensi gambar: Xu Xiaoqian)
Sumber: Inspiration Civilization Prehistoric for Mankind
Http://www.indospiritual.com

Rabu, 10 Oktober 2012

Harus Menikmati Setiap Prosesnya :) #skripsi [Part 1]

Capek banget, tapi dengan tidur saja pasti akan hilang capek ini. Skripsiku, memang salahku karena mengerjakan dengan tidak bertahap. Kesalahanku itu. Nasi sudah menjadi bubur, sekarang bagaimana mengubah bubur itu menjadi sesuatu yang lezat dan mahal harganya.
Ini prosesnya, ini yang harus aku nikmati. Pelajaran yang berharga dari setiap bimbingan adalah kesabaran, penerimaan, tersenyum :) capek, istirahat, pikirjan lagi, kemudian lakukan kembali. Keyakinan atas apa yang aku kerjakan pasti sukses.. amin.
Hari ini, setelah aku ngeprint 5 bab sekaligus berikut daftar isi, rujukan dan tabel gambar, tak disentuh sama sekali dengan pembimbing kedua. Alasannya..
1. Metode penelitian yang seharusnya apa bukan metode kajian pustaka? bukan historis.
>>>> (@_@)" kepala langsung puyeng, tapi akhirnya ke perpus juga, nyari buka, naik turun lantai 1 ke 2, 2 ke 3, 3 ke 2, 2 ke 3, 3 ke 2, 2 ke 1... hasilnya, nihil. tak ada bukunya... akhirnya pergi ketaman perpustakaan, mikir, dan kemudian buka laptop, browsing, ketemu. Tapi mungkin lebih bijak besok konsultasi dulu dengan pembimbing satu masalah metode penelitian :') untuk hari ini, cukup pahami metodenya sambil membuat cadangannya, SEMANGAT !!!
2. Kenapa penelitianku harus berhenti pada tahun 1945?
>>>> ini masih belum aku pikirkan, hehehehe :P
3. Teori atau kajian pustaka nilai edukasinya belum ada, sudah ada sih, tapi gak lengkap, perlu dilengkapi lagi bukunya.

Semalem bergadang, tapi gak skripsian tok sih, onlen juga, heheh, salah sendiri berati :P
Capek, ngantuk, perlu istirahat dulu, tapi kepikiran (-__-")
harus ingat, tubuhku ada batasnya :)
Allah always w/ me...
 

Selasa, 09 Oktober 2012

” Respon Mahasiswa UM Terhadap Resto Masakan Jepang Terkait Hubungan Kerjasama Indonesia-Jepang Dalam EPA (Economic Partnership Agreement)”



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Jepang adalah suatu neagara yang memiliki kemajuan perekonomian yang sangat tinggi. Sebagai negara maju di bidang ekonomi, Jepang memiliki produk domestik bruto terbesar nomor dua setelah Amerika Serikat, dan masuk dalam urutan tiga besar dalam keseimbangan kemampuan berbelanja.
Sejak periode Meiji (1868-1912), Jepang mulai menganut ekonomi pasar bebas dan mengadopsi kapitalisme model Inggris dan Amerika Serikat. Sistem pendidikan Barat diterapkan di Jepang, dan ribuan orang Jepang dikirim ke Amerika Serikat dan Eropa untuk belajar. Lebih dari 3.000 orang Eropa dan Amerika didatangkan sebagai tenaga pengajar di Jepang
Walau sejarah mencatat kisah suram penjajahan Jepang di Indonesia, saat ini kedua negara telah membina hubungan persahabatan yang sangat erat yang berlandaskan hubungan kerjasama dan pertukaran di berbagai bidang seperti politik, ekonomi, kebudayaan dan sebagainya Hubungan Bilateral kedua negara dibuka pada bulan 20 Januari 1958 dengan Penandatanganan Perjanjian Perdamaian antara Jepang dan Republik Indonesia. Pada tanggal 20 Agustus 2007 ditandatanganilah EPA “Economic Partnersip Agreement” yakni antara Indonesia dan Jepang yang nantinya kesepakatan ini akna menghasilkan kerjasama yang yang bersifat bilateral dalam berbgai bidang kehidupan antaa keduanya.
Melihat kenyataan bahwa Jepang melakukan kerjasama dengan Indonesia dalam berbagai segi kehidupan maka dapat dilihat bahwa munculnya Resto-resto masakan Jepang juga secara sadar dipengaruhi oleh adanya perjanjian tersebut. Di kota Malang sendiri munculnya Resto masakan Jepang rata-rata di awali pasca krisis yang melanda Indonesia ketika nilai rupiah sudah tinggi lagi. Dengan menjamurnya Resto masakan Jepang di Malang juga akan menimbulkan berbagai respon dari kalangan mahasiswa,
Dalam makalah penilitian berikut akan dipaparkan respon mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) terhadap Resto-resto masakan Jepang yang ada di kota Malang. Respon ini akan memberi gambaran mikro pandangan Mahasiswa terhada  hubungan kerjasama Indonesia-Jepang dalam hal wisata kuliner. Oleh karena itu, penulis mengambil judul Respon Mahasiswa UM Terhadap Resto Masakan Jepang Terkait Hubungan Kerjasama Indonesia-Jepang Dalam EPA (Economic Partnership Agreement)”

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Hubungan Internasional antara Indonesia dan Jepang?
2.      Bagaimana Sejarah Masakan Jepang?
3.      Bagaimana respon mahasiswa UM terhadap adanya resto Jepang di kota Malang?

C.    Tujuan
1.      Untuk Mengetahui Hubungan Internasional antara Indonesia dan Jepang.
2.      Untuk Mengetahui Sejarah Masakan Jepang.
3.      Untuk Mengetahui respon mahasiswa UM terhadap adanya resto Jepang di kota Malang.

D.    Metode Penelitian
1.      Wawancara
Menggunakan sampel sengan memilih 30 mahasiswa UM dari berbagai wilayah dan latar belakang
2.      Observasi Langsung
Penulis langsung ikut serta dalam mengkonsumsi makanan sehingga dapat member respon secara langsung dan mengenai sasaran.

BAB III
KESIMPULAN
  Persaudaraan Indonesia-Jepang salah satu pertalian sejarah-ekonomi-sosial yang krusial bagi kedua negara. Jepang menduduki rangking pertama dalam besarnya investasi negara-negara asing ke Indonesia. 
Pemerintah Indonesia dan Jepang juga telah menandatangani Perjanjian Kerjasama Kemitraan Ekonomi, EPA (Economic Partnership Agreement), yaitu berupa mekanisme pengaturan tarif dagang yang digagas oleh Perdana Menteri Jepang Koizumi pada 2005. Melalui EPA, pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat untuk menurunkan tarif  bea masuk atas impor produk dari masing-masing negara.

Masakan jepang memiliki cirri khas dalam beberapa hal yakni bahan makanan, bumbu dan cara penyajiannya. Masakan Jepang memiliki aturan yang sangat longgar menyangkut bentuk alat makan dari keramik. Piring bisa saja berwarna gelap atau berbentuk persegi empat, sehingga sangat mencolok dibandingkan piring makanan Eropa atau Amerika. Alat makan untuk makanan Jepang terlihat sangat berbeda dengan alat makan untuk masakan Cina atau Korea. Masakan Cina menggunakan piring bundar dari porselen dengan hiasan sederhana, sementara masakan Korea memakai porselen putih tanpa hiasan atau alat makan dari logam.
Respon mahasiswa UM terhadap adanya Resto Masakan ala Jepang lebih positif.  Karena secara umum kebanyakan mereka pernah ke Resto masakan ala Jepang. Yang kebanyakan mereka kunjungi adalah Hoka-Hoka Bento, Saboten Shokudo serta Japanes Bento. Alasan pemilihan tempat relatif bervariasi, pertama kunjungan ke Hoka-hoka Bento karena disana dianggap porsi yang diberikan relatiflebih besar terutama pada menu Ramen. Kedua, Saboten Shokudo alasan pemilihan tempat ini umumnya lebih karena tempatnya yang terlihat lebih Japaness serta harga yang sangat terjangkau. Terakhir yakni Japaness Bento yang oleh beberapa informan dikatakan masakan Jepangnya lebih terasa jika dibandingkan dengan Resto yang lainnya.
Secara umum, jika dibandingkan dengan masakan asli Indonesia mereka lebih menyukai mereka lebih menyukai masakan Indonesia, bukan masalah harga yang mereka bicarakan tetapi lebih pada masalah cita rasa dan selera meskipun ada beberapa yang lebih menyukai masakan Jepang tapi mereka lebih minoritas. Tempat Resto masakan ala Jepang yang ada di Malang juga dianggap bersih oleh para informan, suasananya juga dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dinikmati suasana ala Jepang.

 



*UNTUK MENG COPY-PASTE BAGIAN INI, MOHON DIBERI KETERANGAN ALAMAT WEB DAN NAMA PENULIS YA.. "HARGAI KARYA ANDA DENGAN MENGHARGAI KARYA ORANG LAIN" Terima Kasih semuanya ^_^
** Untuk Bab II (Pembahasan), bisa email ke nanikpeace@ymail.com :))

Senin, 08 Oktober 2012

Bukan Sebuah Janji

Aku sendiri tidak yakin, apakah aku bisa melewati jalanan di depanku seorang diri tanpa kamu. Karena aku sendiri tidak yakin, maka ini bukan sebuah janji. Karena aku tidak bisa berjanji, berarti aku harus melaksanakan untuk membuktikan. Tanpa Kamu. Sepertinya tanpa kamu, akan baik-baik saja, tetap baik-baik saja, mungkin,,,, karena aku belum pernah tanpa kamu selama setahun lebih ini.
Aku tahu apa yang kamu butuhkan. aku tahu, mungkin yang seharusnya, pendamping hidupmu itu, 2 atau 3 tahun di bawahmu, bukan yang hanya selisih beberapa bulan denganmu. bukan !!!!
Kamu butuh orang lain ?! Sepertinya aku yang butuh orang lain, bukan kamu :)

Rabu, 03 Oktober 2012

Hubungan Australia-Indonesia (Mata Kuliah Sejarah Ausy)




a. Latar Belakang
Australia merupakan benua yang berbentuk pulau yang terletak diantara samudra Hindia dan pasifik dan diapit oleh kepulauan Asia Tenggara dan daratan Kutub Selatan, secara geografis posisi Australia terisolasi, satu-satunya tetangga terdekat Australia sejak tahun 1949 (sampai Papua New Guinea dan Timur Leste merdeka) adalah Indonesia yang sebelumnya disebut Hindia Belanda. Jika Australia dan negara tetangga (seperti Indonesia) mampu membangun hubungan dengan baik maka kedua negara akan dapat menstabilkan kawasan. Dalam perkembangannya hubungan tersebut diwarnai oleh nuansa yang memperburuk hubungan Australia dengan Indonesia. Perbedaan budaya dan kebijakan politik dalam dan luar negeri kedua negara sangat mempengaruhi hubungan kedua belah pihak.
Situasi yang demikian yang menyebabkan Australia harus berhubungan dengan Indonesia. Sebelum Perang Dunia II perhatian Australia terhadap hubungannya dengan Hindia Belanda sangat kecil, hal ini dikarenakan Australia sebagai dominion Inggris, mempercayakan hubungan diplomatiknya secara langsung antara Inggris dan Belanda . Dalam perkembangan selanjutnya karena didorong oleh berbagai kepentingan Australia dan Indonesia salin menjalin kerjasama. Hubungan Australia dan Indonesia mengalami pasang surut yang diwarnai oleh ketegangan yang sempat terjadi.

b. Rumusan masalah
Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah:
1. Bentuk-bentuk hubungan apa yang terjalin antara Australia dengan Indonesia?
2. Permasalan apa yang muncul dalam hubungan antara Australia dengan Indonesia?
3. Apa saja dampak hubungan antara Australia dengan Indonesia?


PEMBAHASAN 

1. Bentuk Hubungan Australia dengan Indonesia
a. Bidang Ekonomi
Hubungan ekonomi Australia dan Indonesia memang belum seberapa. Dalam tahun 1977-1978 ekspor Australia ke Indonesia berjumlah 196.000 juta dolar Australia, sedangkan impor Australia hanya 84.000 juta dolar Australia sehingga neraca perdagangan Indonesia mencatat minus sebanyak 112 juta dolar Australia. Bertambahnya ekspor Indonesia ke Australia karena Australia sendiri mulai membeli minyak dari Indonesia, pada umumnya para pengusaha Australia belum begitu tertarik menanamkan modalnya di Indonesia. Dikarenakan Indonesia belum mampu mengekspor hasil Industri manufaktur ke luar negeri. Dalam hal ini belum relevan dalam hubungan Australia dan Indonesia

b. Bidang social
 
Indonesia merupakan negara penerima bantuan nomor dua terbesar dari Australia, hal ini dapat dilihat dari bantuan secara bilateral sebesar 86 juta dolar Australia untuk masa tiga tahun(1976-1979) yang berupa bantuan proyek, bantuan pangan, dan program pelatihan , sebagian besar bantuan yang diberikan untuk proyek yang jumlahnya 29 juta dolar Australia untuk tahun 1978-1979. Selain itu masih ada penerima bantuan terbesar adalah Papua Nugini yang mendapat bantuan sebesar 233,4 juta dolar Australia untuk tahun 1978-1979.
 

c. Bidang pendidikan
Australia memperkenalkan pelajaran bahasa Indonesia yang diperkenalkan pada sekolah menengah atas. Selain itu Australia memiliki studi, studi yang mantap dan bergaya tentang Asia Tenggara di berbagai perguruan tinggi seperti: Monash University di Melbourne.
Australia menjadi tujuan belajar nomor dua terpenting bagi Indonesia setelah Amerika Serikat. Australia telah berhasil menjual pendidikan ke Indonesia, sehingga jumlah warga Indonesia yang belajar di Australia sebanyak 18.748 orang pada tahun 1999 dan 17.626 orang pada tahun 2000. Dengan demikian sejak tunuh tahun akhir, Indonesia merupakan pembeli pendidikan terbesar di Australia.
 

d. Bidang militer
Belanda melakukan agresi militer I, Australia menasihati Indonesia untuk meminta bantuan langsung kepada sekretaris Jendral PBB, pada waktu itu agresi militer II, Australia meminta bantuan agar Dewan Keamanan PBB agar serangan Belanda tersebut segera dihentikan.
 
Australia bergabung dalam United Nation Commision On Indonesia(UNCI) terus mengawasi perundingan antara Indonesia dan Belanda, mulai dari perundingan diatas kapal Renville sampai dengan Konfrensi Meja Bundar(KMB).
 
Selain itu angkatan bersenjata Australia mempunyai peran yang menentukan dalam mengusir jepang dari Indonesia dan Tarakan Kalimantan Timur pada tahun 1945, Australia juga membantu Indonesia dalam mencapai kemerdekaan dalam pengakuan dunia Internasional pada akhir tahun 1949 hal ini dapat dilihat dari bantuan Australia sebagai sponsor kemerdekan dan keanggotaan di PBB.
 

e. Bidang politik
Pada tahun pertama hubungan politik Australia dengan Indonesia mengalami dilemma. Di satu pihak, terdapat rasa simpatik terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia dan keinginan yang murni untuk memelihara hubungan baik dengan Indonesia. Namun dipihak lain apabila Belanda keluar dari kepulauan Indonesia, maka Australia merasa tidak aman. Sehingga timbul pertanyaan dari para pemimpin Australia: pertama apakah rakyat Indonesia bila merdeka dari colonial Belanda akan menguntungkan Australia? Dan yang kedua apakah Indonesia mampu membendung ancaman komunis?.
Dalam hal ini rakyat Indonesia kurang matang dalam berpolitik dan belum berpengalaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga mereka berpikir bahwa bangsa Indonesia tidak akan mampu membendung agresi komunis. Australia khawatir apabila mendukung Republik Indonesia dalam mengusir Belanda maka tindakan itu akan mempercepat berakhirnya kekuasaan colonial Eropa di kawasan Asia Tenggara.
Dengan demikian pada tanggal 27 Desember 1959 pemerintah secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia dan menyatakan keinginan untuk menjalin hubungan persahabatan dengan Republik Indonesia.

2. Permasalahan Yang Muncul dalam Hubungan Australia dengan Indonesia
Di dunia Internasional Australia ikut campur dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, hal ini merupakan wujud perhatian politik luar negeri Australia dibawah pimpinan PM Chifley dan antusiasme yang ditunjukkan oleh menteri luar negerinya, Dr. H.V. Evatt. Bantuan Australia ditunjukkan oleh serikat buruh pelabuhan Australia, terutama Waterside Worker Federation yang kembali melakukan pemboikotan dan pelarangan terhadap kapal Belanda yang membawa persenjataan untuk militer Belanda di Indonesia, reaksi ini diakibatkan oleh Belanda yang telah melakukan agresi pada tanggal 20 juli 1947 oleh Belanda sendiri disebut sebagai aksi polisionil. Belanda berusaha keras untuk merebut kembali kekuasaan RI di Jawa.
Dengan adanya pergantian pemerintahan di Australia dari partai Buruh kepada koalisi partai Liberal-Country menyebabkan perubahan politik luar negeri Australia di bawah pimpinan Menteri Luar Negeri Percy C Spender. Pemerintahan Australia sangat menginginkan Irian Barat tetap dikuasai Belanda, pernyataan ini bukan tanpa alasan yang mendasar dikarenakan setelah invasi Jepang ke kepulauan New Guinea menjelang PD II maka tidak mungkin bahwa masyarakat dan pemerintahan Australia merasa yakin bahwa Irian Barat sangat penting bagi Australia, dari situlah hubungan antara Australia dengan Indonesia mengalami pasang surut akibat dari masalah Irian Barat. Di satu sisi Indonesia sangat menginginkan Irian Barat menjadi propinsi Indonesia.
Antara tahun 1950-1962 pemerintah Indonesia mengambil tindakan keras dalam menyelesaikan masalah Irian Barat, dengan jalan pasukan militer dikerahkan untuk menguasai Irian Barat dan memukul mundur Belanda dari Irian Barat. Permasalahan yang muncul pada hubungan antara Australia dan Indonesia salah satunya:

a. Masalah Irian Barat atau Papua
Pemerintahan Indonesia berusaha untuk mempertahankan kemerdekaan dari tangan Belanda, dunia Internasional memberikan simpati yang besar bagi Indonesia salah satunya adalah Australia. Hal ini dapat ditunjukkan ketika Australia minta bantuan dewan keamanan PBB, agar agresi militer Belanda ke Indonesia dihentikan, supaya Australia merasa berjasa pada Indonesia. Australia merasa dirinya menjadi “bidan”, kemerdekaan Indonesia atau Indonesia sebagai ciptaannya.
Partai buruh mendukung Indonesia, namun perubahan baru terasa setelah tahun1949, karena partai buruh dikalahkan oleh partai liberal dan country yang pro Belanda. Sebenarnya dalam hal ini yang menjadi permasalahan adalah status Irian Barat yang diperebutkan antara Belanda dengan Indonesia dan Australia pun ikut berkepentingan terhadap Irian Barat.


I. Alasan Belanda mempertahankan Irian Barat
Irian Barat harus dipertahankan sebagai jajahan Belanda agar:
a. Dapat menjamin kehadiran Belanda di Indonesia terutama di wilayah Pasifik
b. Untuk menjamin kedudukan misionaris katolik di daerah itu selama satu dasawarsa telah aktif mengkristenkan penduduk setempat.
Bahkan Belanda telah memasukkan Irian Barat ke dalam undang-undang dasarnya sebagai wilayah jajahan Belanda, perubahan terjadi ketika Spender dari partai liberal menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, terhadap Irian Barat ia beranggapan bahwa:
• Irian Barat merupakan pertahanan terakhir Australia dari segala kemungkinan adanya serangan dari arah utara.
• Masa depan Irian Barat sangat penting bagi Australia karena Irian barat sangat strategis bagi Australia
• Karena itu di depan sidang Majelis Umum PBB tahun 1950, ia berharap dengan pihak Indonesia jika sampai terjadi perundingan dan Belanda melepaskan Irian Barat ke Indonesia maka Australia akan kehilangan Irian Barat.
• Irian Barat tidak layak untuk Indonesia karena Australia anti komunis, sedangkan pada waktu itu partai komunis Indonesia memiliki sifat otensif. Ketegangan hubungan Indonesia dengan Australia salah satunya karena masalah Irian barat.
 

II. Upaya penyelesaian masalah Irian Barat
• Upaya penyelesaian oleh PBB tidak membuahkan hasil dari setiap resolusi yang diajukan dalam sidang PBB dan selalu mengalami kegagalan dalam mencari solusi masalah Irian Barat. Misalnya: dalam rapat Majelis Umum dapat diketahui bahwa kelompok negara Asia-Afrika selain Cina memberikan suara bulat terhadap resolusi, Turki kontra dari 20 negara Amerika latin, 10 suara pro, 7 negara kontra dan 3 abstain. Semua negara Eropa Barat dan negara bukan penjajah memberikan suara kontra, Amerika Serikat Abstain, Uni Soviet pro.
Demikian juga dalam sidang Majelis Umum X tahun 1955, Majelis Umum XI tahun 1956, dan Majelis Umum PBB tahun 1957 hasilnya tetap sama dan tidak memperoleh 2/3 suara yang diperlukan.
• Sudah 4 kali mengalami kegagalan akhirnya Indonesia memutuskan mencari penyelesaian Irian Barat di luar PBB, untuk itu Jendral Nasution diutus ke Washington tahun 1960 untuk membeli senjata berat pada Amerika Serikat tapi ditolak Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi Hubungan Indonesia-Amerika untuk selanjutnya.
• Tahun 1960 Perdana Menteri Khrushcheu dari Uni Soviet berkunjung ke Indonesia dan sepakat memberi bantuan militer (peralatan perang)bagi ABRI.
 
Dalam menanggapi persiapan perang Indonesia maka Belanda dalam Majelis Umum PBB XVI tahun 1961 mengusulkan dekolonisai untuk suku Papua di Irian Barat. Untuk mengahadapi strategi itu maka Presiden Soekarno melancarkan “Trikora” dan mengirim Menteri Luar Negeri Subandrio ke PBB untuk menggagalkan usaha Belanda sambil menggiatkan operasi militer. Menteri Luar Negeri Subandrio berhasil meyakinkan Majelis Umum PBB dan segala kelakuan Belanda terkuak.
Akhirnya Amerika Serikat dibawah Presiden Kennedy mengubah sikap Amerika Serikat yang semula netral, kemudian menjadi penengah aktif, posisi Belanda terpojok dikarenakan di PBB telah dikeluarkan kemudian Belanda ditinggalkan oleh sekutunya. Perubahan sikap Amerika Serikat merupakan tekanan berat bagi Belanda agar segera menyelesaikan sengketa Irian Barat dengan cara damai dengan Indonesia. Salah satu reaksi Amerika Serikat untuk mendamaikan kedua belah pihak(Indonesia-Belanda) dengan dikeluarkannya “Rencana Bunker”.
• Sengketa atau masalah Irian Barat berakhir dengan ditandatanganinya persetujuan NewYork pada tanggal 15 Agustus 1963 oleh delegasi Belanda(Menteri Luar Negeri)dan delegasi Indonesia(Menteri Luar Negeri Subandrio).
Setelah upaya penyelesaian masalah Irian Barat, Hubungan Australia dengan Indonesia mulai membaik, sehubungan dengan pergantian pemerintahan di Indonesia. Kemudian menyusul percobaan kudeta oleh PKI pada tahun 1965 yang kemudian dikenal Peristiwa Gerakan 30 September (G-30-S/PKI). Pemerintahan orde baru di bawah pimpinan Suharto memperlihatkan sikap Indonesia yang anti komunis dan kebijakan luar negeri Indonesia beralih menjadi Pro Barat. Suasana politik Indonesia yang demikian membuat Australia segera bergabung dalam Inter-Government Group on Indonesia (IGGI), sebagai kelompok negara – negara donor yang di bentuk khusus untuk pembangunan ekonomi Indonesia.
 

b. Integrasi Timor-Timur (Masalah Timor- Timur)
Terjadinya kemelut politik timor-timur khususnya sejak lahirnya keputusan rakyat Timor-Timur untuk bergabung dengan Indonesia, sering terlihat sikap yang tidak bersahabat dari pihak tertentu di Australia terhadap Indonesia, harus diakui sikap tidak bersahabat dan tidak bersumber dari kebijakan resmi Australia mengenai Timor-timur, karena pemerintah Australia telah mengakui secara de facto dan de jure integrasi Timor-Timur dengan Republik Indonesia.
Jadi pada hakekatnya suara-suara yang muncul dalam media massa Australia yang nadanya kurang bersahabat dengan Indonesia seringkali bukan suara resmi yang mewakili pemerintah Australia. Hal ini dapat dilihat dari kecaman Menteri Luar Negeri Australia Evans terhadap pers Australia yang dikemukakan dalam pembukaan konferensi memperingati dwiabad Australia di Pusat Pengakajian Strategi dan Pertahanan ANU (Australia National University) di Canberra.
Evans menuduh pers di negaranya kurang mempertanggung jawabkan dan kurang memperhatikan cara menuangkan suatu laporan, dalam hubungan Australia dengan Indonesia khususnya menyangkut Timor-Timur, perlu dikaji lebih dalam suara siapa yang muncul dalam media massa itu. Nampaknya suara yang muncul di media massa Australia banyak juga yang mewakili suara pengungsi atau simpatisan Fretilin yang tidak menyukai kemajuan yang dialami Timor-Timur sebagai bagian tidak terpisahkan dari Indonesia.
I. Kondisi Politik Timor-Timur Menjelang Integrasi
Sejarah politik Timor-Timur tidak dapat dipisahkan dari sejarah politik Portugal karena Portugal merupakan penjajah bagi Timor-Timur. Secara de Facto perlakuan terhadap rakyat Timor-Timur masih bercirikan kolonial, kegiatan berorganisasi dan menyatakan pendapat diawasi oleh badan organisasi yang bernama ANP (Acco National Popular)serta badan politik di Timor-Timur diawasi oleh DGS(Diseccao Geval de Squaranca).
Hal ini dikarenakan situasi dan kondisi daerah Timor-Timur, serta keengganan negara tetangga untuk mendukung usaha pembebasan dari penjajah Portugis. Namun tidak berarti bahwa perlawanan untuk menentang kaum penjajah dari wilayah Timor-Timur tidak ada walau masih bersifat colonial.
II. Munculnya partai politik.
Dengan adanya “ Revolusi Bunga” di Portugal telah membawa perubahan radikal dalam tata politik Portugal, dimana janji Jendral Espinola yang memberi kebebasan pada wilayah jajahan untuk membentuk partai politik. Maka berdirilah partai politik seperti:
• UDT
• FRETILIN
• APODETI
• APMT/KOTA
• TRABALHISTA
Diantara partai tersebut, partai Fretilin lebih revolusioner, karena pada awalnya FRETILIN berkualisi dengan UDT untuk mengahadapi APODETI, namun kualisi itu pecah dikarenakan:
• Adanya faham dan tekanan dari APODETI yang termuat dalam memorandum yang menyatakan ide APODETI untuk berintegrasi dengan Indonesiadan telah mendapatkan pengakuan dari negara Asia Tenggara dan Australia.
• 90% rakyat Timor-Timur masih buta huruf sehingga UDT supaya Timor-Timur bergabung dengan Indonesia.
Karena adanya perbedaan faham pada akhirnya, UDT dan FRETILIN pecah, maka tekanan terhadap FRETILIN semakin kuat setelah KOTA dan TRABALHISTA bergabung kedalam wadah MAC untuk menggempur FRETILIN(pada tahun1975).kemudian FRETILINmengumandangkan proklamasi Unilateral pada tanggal 28 November 1975 dengan nama Republik Demokrasi Timor-Timur.
 

III. Integrasi Dengan Indonesia
UDT, APODETI, KOTA, dan TRABALHISTA menentang proklamasi sepihak oleh FRETILIN, maka mereka mengeluarkan pernyataan kesepakatan di Balibo yang mengintegrasikan Timor-Timur dengan Indonesia dan tidak mengakui proklamasi FRETILIN yang dikenal sebagai proklamasi Balibo dan atas desakan petisi Dewan Perwakilan Timor-Timur pada pemerintahan pusat di Jakarta, maka dikeluarkan Tap MPR VI/1978 dan pada tanggal 17 juli 1976 dinyatakan sebagai propinsi Republik Indonesia ke-27.
 




IV Faktor Pendorong
 
• Keadaan politik
Pada tahun 1976 merupakan tahap penyesuaian system pemerintahan yang berlaku dengan Indonesia, setelah berintegrasi disahkan oleh pemerintahan pusat di Jakarta. Kemudian di Timor-Timur di bentuk pemerintahan sementara dan sebagai pelaksana pemerintahan sementara diangkatlah putra Timor-Timur yaitu Arnaldo Dos Res Aranjo, secara yuridis formal Timor-Timur sudah sah menjadi bagian negara kesatuan Republik Indonesia dengan dikeluarkan UU VII/1976 dan peraturan no 19 tahun 1976 tentang Pemda Timor-Timuryang kemudian menjadi propinsi Indonesia ke-27.
Timor-Timur baru saja bergabung maka pemulihan keamanan merupakan hal yang pokok terutama sisa FRETILIN yang masih menguasai 75% dari seluruh penduduk Timor-Timur.
Dalam perkembangan sisa FRETILIN dapat ditumpas oleh TNI (batalyon 744 dan 745) walau tidak habis. Dikarenakan mereka berada di gunung, kemudian rakyat Timor-Timur dituduh oleh TNI sebagai GPK. Maka akibatnya rakyat Timor-Timur merindukan kedamaianyang menjadi korban kdua belah pihak.
Setelah terjadinya insiden Santa Cruzdan diberikan nobel perdamaian kepada pemimpin FRETILIN yaitu “Xanana Gusmau” dan Uskup Belo. Dukungan rakyat untuk merdeka smakin besar, oleh Presiden Habibi dianggap sbagai beban politik dan mahal secara ekonomi kemudian Timor-Timur diberikan kebebasan untuk merdeka. Pada jajak pendapattahun 1999 mayoritas penduduk Timor-Timur memilih merdeka 
• Keadaan social
Antara tahun 1976-1978 keadaan social masyarakat Timor-Timur belum menentu dan mereka hidup di kamp-kamp pengungsian. Kehidupan sehari-hari belum stabil masih terus diawasi oleh militer. Bangunan fisik peninggalan Portugis tidak banyak berarti bagi rakyat Timor-timur, masyarakatnya hidup miskin, buta huruf, maka dari itu pemerintah Indonesia membangun segala sarana hidup untuk rakyat Timor-timur.
Hambatan adalah tidak memahami bahasa Tetum (TimTim) sebagai tenaga guru atau medis enggan kesana. Dikarenakan adanya konflik yang berbau ras dan agama muncul, mereka juga mengambil tanah rakyat. Akibatnya terjadi kerenggangan ekonomi an puncaknya pada insiden Santa Cruz 12 November 1991 yang mirip tragedi kemanusian dan mengundang reaksi Internasional. Indonesia tidak dapat menyelesaikan dan Presiden Habibi memberikan status kepada Masyarakat TimTim yaitu merdeka.
• Agama
Mayoritas penduduk Timor-Timur beragama katolik. Para imigran datang ke wilayah TimTim dan mulai masuk dan bekerja pada instansi disana dikarenakan para imigran beragama Islam, Protestan, Hindu dan Buddha, kenyaman rakyat Timor-timur terganggu.
Perkembangan hingga tahun 1994 jumlah penganut agama lain terutama Islam menyamai penganut agama katolik. Selain itu umat Islam menutup hubungan mreka dengan sangat fanatic dan hidup mengelompok, hal itu menambah kemarahan masyarakat Timor-Timur, yang kemudian berakibat kerusuhan sara dan agama itu diangkat oleh Komnas Ham PBB.


V. Dampak Disintegrasi Timor-Timur
a. Bagi Indonesia
• Politik 
Menurunnya citra Indonesia di mata Internasional, karena Indonesia dianggap tidak memberikan kebebasan politik, ekonomi dan social budaya selama 23 tahun, Habibi sendiri menurun citranya sebagai presiden karena telah gagal dalam mengambil langkah.
Dampak lainnya berpengaruh terhadap daerah lainnya seperti: Ambon, Sambas, Aceh, Irian dan Maluku ingin lepas dan merdeka dari Indonesia.
• Social ekonomi
Pemerintah Indonesia sebagai pelaku ekonomi dan pihak swasta telah menggagalkan asset ekonomi di Timor Lorasae mau tidak mau harus kehilangan asset ekonominya.
b. Bagi Timor-Timur
• Politik
System politik yang buruk dikarenakan antara yang pro disintegrasi dengan yang pro integrasi sedang perang saudara, akibatnya rakyat kecil menjadi korban
Timor lorosae secara politik belum siap untuk memerintah sendiri. Dampaknya terasa pada saat menggalang perayaan hari kemerdekaan 20 Mei 2002 yang lalu 

3. Dampak Hubungan antara Australia dengan Indonesia 
a. Dampak Positif
• Indonesia adalah negara penerima bantuan nomor dua dari pihak Australia. penerima bantuan ini adalah Papua Nugini dalam bentuk bantuan proyek, bantuan pangan dan program latihan. Selain itu di Papua Nugini, Australia juga membangun proyek, Antara lain pembangunan jaringan jalan di Kalimantan Barat, proyek irigasi Gimanuk, lembaga penelitian peternakan, penyediaan air bersih, pengembangan perawatan intensif di RSUP Cipto Mangun Kusumo di Jakarta.proyek ini dibedakan menjadi 28 macam.
• Indonesia mendapat grant atau pemberian hadiah, jadi bukan pinjaman yang harus dibayar kembali oleh Indonesia.
• Indonesia- Australia bekerjasama dalam pertahanan (Defence Cooperation), dalam rangka Indonesia mendapat bantuan 25 juta dolar Australia untuk masa 3 tahun
• Penduduk Indonesia 140 juta jiwa, Indonesia bukanlah sekedar tetangga langsung Australia melainkan negara terbesar dalam ASEAN. Australia menyelenggarakan kerjasama dengan ASEAN, maka Australia perlu menjaga hubungan baik dengan Indonesia jika hendak bekerjasama dengan ASEAN.
• Australia satu-satunya negara selain Indonesia yang mengajarkan bahasa Indonesia di sekolah-sekolah sebagai contoh pengajaran yang diberikan di New South Wales, dan juga di universitas Monash di Melbourne. 
Secara garis besar dampak positif dari hubungan kedua negara adalah keamanan dan kepentingan masing-masing negara terjamin, karena hubungan keduanya baik.

b. Dampak Negatif
Australia ikut campur tangan beberapa masalah dalam negeri Indonesia antara lain:
• Masalah Papua
Akibat adanya Organisasi Papua Merdeka(OPM) di perbatasan Irian Jaya dan Papua Nugini membawa akibat hubungan Australia dengan Indonesia agak renggang dikarenakan Australia khawatir bahwa Indonesia menolak Papua Nugini.
• Masalah hak asasi, keamanan, politik, dan masalah kemerdekaan pers.
• Masalah Irian Barat merupakan salah satu persoalan yang masih mengganjal dalam penyelesaian kemerdekaan Indonesia dari tangan Belanda. Pernyataan Australia tentang masalah Irian Barat, setelah invasi Jepang ke Papua New Guinea(Irian Barat dan Irian Timur)menjelang perang dunia II, masyarakat dan pemerintahan Australia lebih yakin bahwa pulau tersebut sangat penting bagi keamanan Australia. Australia sendiri merasa keamanan wilayahnya akan terjamin bila pulau tersebut berada di bawah kekuasaan Belanda. 
• Masalah Timor-timur
Bekas jajahan Portugis, Timor-Timur diintegrasikan ke dalam negara Republik Indonesia, Australia menentang kuat. Mereka menuntut agar hak menentukan nasib sendiri diberlakukan bagi masyarakat Timor-Timur, menurut mereka merupakan suatu bangsa tersendiri dan secara ras berbeda dengan Indonesia.




KESIMPULAN

Hubungan Australia dengan Indonesia didasari oleh berbagai kepentingan kedua negara. Hal ini dapat dilihat dari beberapa bentuk hubungan kerjasama antara Australia dengan Indonesia seperti: 
• Bidang ekonomi
• Bidang social
• Bidang pendidikan
• Bidang militer
• Bidang politik
Dari kesemua bidang ini Australia dengan Indonesia mampu bekerjasama dengan baik, apalagi kalau dilihat pada bidang politik pada tahun pertama hubungan Australia dengan Indonesia mengalami dilemma (tidak ada komunikasi). Di satu pihak Australia simpati terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia dan berkeinginan untuk memelihara hubungan baik dengan Indonesia, sedangkan dilain pihak apabila Belanda keluar dari kepulauan Indonesia maka Australia tidak merasa aman. 
Dalam hubungan antara Indonesia dengan Australia terdapat beberapa masalah diantaranya: masalah Irian Barat, dalam masalah ini kedua negara memiliki kepentingan masing-masing dan juga sama ingin memiliki Irian Barat. Begitu pula masalah Timor-Timur khusunya lahir keputusan rakyat TimTim untuk bergabung dengan Indonesia sering terlihat tidak bersahabat dengan Australia, dan disintegrasi Timor-Timur.
Hubungan Australia dengan Indonesia memiliki dampak baik yaitu dampak positif dan dampak negative. Dampak positifnya: Indonesia adalah negara penerima bantuan nomor dua dari pihak Australia, Indonesia- Australia bekerjasama dalam pertahanan (Defence Cooperation). Dampak negatifnya: Australia campur tangan dalam beberapa masalah dalam negeri Indonesia antara lain masalah Irian Barat, dan masalah Timor-Timur

*Mohon disertakan alamat web dan nama penulis jika web ini di copy, hargai karya anda dengan menghargai karya orang lain, terima kasih karena anda menghargai karya saya ^_^

DAFTAR PUSTAKA

Hamid Zulkifli,1999; Sistem Politik Australia, Bandung, Remaja Rosdakarya

M.Sabir 1987, Politik Bebas Aktif, Jakarta, CV Haji Masagung

Siboro 1989, Sejarah Australia, Bandung, IKIP

Adil Hilman,1993; Hubungan Australia dan Indonesia 1945-1962, Jakarta, Djambatan

Tjahja Gunawan, Indonesia Pembeli pendidikan terbesar di Australia, Kompas 11 juli 2002

Philip Kitley, dkk, 1989, Australia di mata Indonesia Kumpulan Artikel Pers Indonesia1973-1988, Jakarta , PT Gramedia

Margaret George 1986, Australia dan Revolusi Indonesia, Jakarta; PT Panja Simpati