Selasa, 09 Oktober 2012

” Respon Mahasiswa UM Terhadap Resto Masakan Jepang Terkait Hubungan Kerjasama Indonesia-Jepang Dalam EPA (Economic Partnership Agreement)”



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Jepang adalah suatu neagara yang memiliki kemajuan perekonomian yang sangat tinggi. Sebagai negara maju di bidang ekonomi, Jepang memiliki produk domestik bruto terbesar nomor dua setelah Amerika Serikat, dan masuk dalam urutan tiga besar dalam keseimbangan kemampuan berbelanja.
Sejak periode Meiji (1868-1912), Jepang mulai menganut ekonomi pasar bebas dan mengadopsi kapitalisme model Inggris dan Amerika Serikat. Sistem pendidikan Barat diterapkan di Jepang, dan ribuan orang Jepang dikirim ke Amerika Serikat dan Eropa untuk belajar. Lebih dari 3.000 orang Eropa dan Amerika didatangkan sebagai tenaga pengajar di Jepang
Walau sejarah mencatat kisah suram penjajahan Jepang di Indonesia, saat ini kedua negara telah membina hubungan persahabatan yang sangat erat yang berlandaskan hubungan kerjasama dan pertukaran di berbagai bidang seperti politik, ekonomi, kebudayaan dan sebagainya Hubungan Bilateral kedua negara dibuka pada bulan 20 Januari 1958 dengan Penandatanganan Perjanjian Perdamaian antara Jepang dan Republik Indonesia. Pada tanggal 20 Agustus 2007 ditandatanganilah EPA “Economic Partnersip Agreement” yakni antara Indonesia dan Jepang yang nantinya kesepakatan ini akna menghasilkan kerjasama yang yang bersifat bilateral dalam berbgai bidang kehidupan antaa keduanya.
Melihat kenyataan bahwa Jepang melakukan kerjasama dengan Indonesia dalam berbagai segi kehidupan maka dapat dilihat bahwa munculnya Resto-resto masakan Jepang juga secara sadar dipengaruhi oleh adanya perjanjian tersebut. Di kota Malang sendiri munculnya Resto masakan Jepang rata-rata di awali pasca krisis yang melanda Indonesia ketika nilai rupiah sudah tinggi lagi. Dengan menjamurnya Resto masakan Jepang di Malang juga akan menimbulkan berbagai respon dari kalangan mahasiswa,
Dalam makalah penilitian berikut akan dipaparkan respon mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) terhadap Resto-resto masakan Jepang yang ada di kota Malang. Respon ini akan memberi gambaran mikro pandangan Mahasiswa terhada  hubungan kerjasama Indonesia-Jepang dalam hal wisata kuliner. Oleh karena itu, penulis mengambil judul Respon Mahasiswa UM Terhadap Resto Masakan Jepang Terkait Hubungan Kerjasama Indonesia-Jepang Dalam EPA (Economic Partnership Agreement)”

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Hubungan Internasional antara Indonesia dan Jepang?
2.      Bagaimana Sejarah Masakan Jepang?
3.      Bagaimana respon mahasiswa UM terhadap adanya resto Jepang di kota Malang?

C.    Tujuan
1.      Untuk Mengetahui Hubungan Internasional antara Indonesia dan Jepang.
2.      Untuk Mengetahui Sejarah Masakan Jepang.
3.      Untuk Mengetahui respon mahasiswa UM terhadap adanya resto Jepang di kota Malang.

D.    Metode Penelitian
1.      Wawancara
Menggunakan sampel sengan memilih 30 mahasiswa UM dari berbagai wilayah dan latar belakang
2.      Observasi Langsung
Penulis langsung ikut serta dalam mengkonsumsi makanan sehingga dapat member respon secara langsung dan mengenai sasaran.

BAB III
KESIMPULAN
  Persaudaraan Indonesia-Jepang salah satu pertalian sejarah-ekonomi-sosial yang krusial bagi kedua negara. Jepang menduduki rangking pertama dalam besarnya investasi negara-negara asing ke Indonesia. 
Pemerintah Indonesia dan Jepang juga telah menandatangani Perjanjian Kerjasama Kemitraan Ekonomi, EPA (Economic Partnership Agreement), yaitu berupa mekanisme pengaturan tarif dagang yang digagas oleh Perdana Menteri Jepang Koizumi pada 2005. Melalui EPA, pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat untuk menurunkan tarif  bea masuk atas impor produk dari masing-masing negara.

Masakan jepang memiliki cirri khas dalam beberapa hal yakni bahan makanan, bumbu dan cara penyajiannya. Masakan Jepang memiliki aturan yang sangat longgar menyangkut bentuk alat makan dari keramik. Piring bisa saja berwarna gelap atau berbentuk persegi empat, sehingga sangat mencolok dibandingkan piring makanan Eropa atau Amerika. Alat makan untuk makanan Jepang terlihat sangat berbeda dengan alat makan untuk masakan Cina atau Korea. Masakan Cina menggunakan piring bundar dari porselen dengan hiasan sederhana, sementara masakan Korea memakai porselen putih tanpa hiasan atau alat makan dari logam.
Respon mahasiswa UM terhadap adanya Resto Masakan ala Jepang lebih positif.  Karena secara umum kebanyakan mereka pernah ke Resto masakan ala Jepang. Yang kebanyakan mereka kunjungi adalah Hoka-Hoka Bento, Saboten Shokudo serta Japanes Bento. Alasan pemilihan tempat relatif bervariasi, pertama kunjungan ke Hoka-hoka Bento karena disana dianggap porsi yang diberikan relatiflebih besar terutama pada menu Ramen. Kedua, Saboten Shokudo alasan pemilihan tempat ini umumnya lebih karena tempatnya yang terlihat lebih Japaness serta harga yang sangat terjangkau. Terakhir yakni Japaness Bento yang oleh beberapa informan dikatakan masakan Jepangnya lebih terasa jika dibandingkan dengan Resto yang lainnya.
Secara umum, jika dibandingkan dengan masakan asli Indonesia mereka lebih menyukai mereka lebih menyukai masakan Indonesia, bukan masalah harga yang mereka bicarakan tetapi lebih pada masalah cita rasa dan selera meskipun ada beberapa yang lebih menyukai masakan Jepang tapi mereka lebih minoritas. Tempat Resto masakan ala Jepang yang ada di Malang juga dianggap bersih oleh para informan, suasananya juga dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dinikmati suasana ala Jepang.

 



*UNTUK MENG COPY-PASTE BAGIAN INI, MOHON DIBERI KETERANGAN ALAMAT WEB DAN NAMA PENULIS YA.. "HARGAI KARYA ANDA DENGAN MENGHARGAI KARYA ORANG LAIN" Terima Kasih semuanya ^_^
** Untuk Bab II (Pembahasan), bisa email ke nanikpeace@ymail.com :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar